Kekhawatiran ini tentunya tidak mengherankan alasannya bayi sangat sensitif terhadap apa pun yang dikonsumsi oleh sang mak dan semua itu sebagai sumber kuliner sekaligus energinya.
Mengonsumsi obat-obatan adalah suatu hal yang terus dipertanyakan keamanannya oleh para mak. Salah satu jenis obat yang seringkali ditanyakan keamanannya ialah obat batuk.
Jadi, apakah mengonsumsi obat batuk ketika hamil aman? Melansir Live Strong, Selasa (7/tiga/2017), secara awam para pakar kesehatan konfiden bahwa obat batuk tidak merugikan bayi atau sang mak sekali pun kalau dikonsumsi.
Beberapa jenis obat batuk yang dijual bebas di apotik mengandung zat khusus penangkal batuk, dekstromethorphan berdosis rendah. Kandungan dalam obat batuk ini bekerja dalam tubuh, khususnya di bagian otak, buat menahan refleks atau harapan buat batuk sekaligus menyingkirkan dahak yang bersarang di tenggorokan.
Obat batuk ini hadir dalam bentuk pil, kapsul, mau pun cair. Sebelumnya, sebuah studi yang diterbitkan pada bulan Januari tahun 1998 silam dalam jurnal Pediatric Research menemukan bahwa zat atau kandungan dextrometorfan dalam obat batuk ini dikaitkan dengan kecacatan saat lahir.
Hal ini tentunya menyebabkan kekhawatiran di kalangan para mak hamil. Namun, perlu diketahui bahwa studi tersebut dilakukan terhadap embrio ayam, bukan pada manusia.
Dua penelitian berikutnya yang diterbitkan dalam jurnal Teratology pada bulan Januari tahun 2001 dan jurnal Chest pada bulan Februari di tahun yang sama justru pertanda bahwa tidak terdapat temuan terkait peningkatan risiko kecacatan saat lahir pada bayi yang dilahirkan oleh mak yang mengonsumsi obat batuk mengandung dekstrometorfan saat hamil.
Image source: https://www.buatbunda.com/wp-content/uploads/2017/04/Obat-Batuk-Untuk-Ibu-Hamil-Yang-Aman-Dikonsumsi1-1-630x380.png
