Beberapa waktu lalu, kita dikejutkan dengan berita di televisi mengenai seseorang yang mencoba bunuh diri dengan meminum cairan kimia, kasus keracunan yang menimpa sejumlah warga masyarakat ketika menyantap hidangan pada sebuah acara hajatan/pesta bahkan yang tidak kalah hebohnya kasus keracunan siswa sekolah dasar setelah menyantap jajanan yang dijual di depan sekolah mereka. Korban yang awalnya tampak sehat, mendadak kejang-kejang, pusing, mual, muntah, sakit perut (diare), sulit bernapas, tanpa diketahui penyebabnya. Selain kasus diatas, ada juga keracunan akibat terpapar cairan kimia, menghirup gas beracun, over dosis obat, mengkonsumsi obat-obatan terlarang (narkoba), mengkonsumsi minuman beralkohol miras oplosan, gigitan atau sengatan binatang berbisa, tersentuh tanaman beracun, dsb. Pada kasus-kasus keracunan tersebut, tidak jarang berujung pada kematian akibat korban tidak mendapat pertolongan pertama dikarenakan ketidaktahuan atau minimnya pengetahuan masyarakat terhadap cara penanganan korban keracunan secara benar dan tepat.
Sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan keracunan ? Keracunan berasal dari kata dasar racun. Pengertian racun sendiri adalah suatu zat (padat, cair, gas) atau senyawa kimia tertentu yang bila masuk ke dalam tubuh, akan menimbulkan reaksi kimia atau aktivitas lainnya pada sistem biologis, kelainan pada tubuh, menyebabkan gangguan kesehatan (sakit), kerusakan organ (sel) dalam tubuh (luka), bahkan menimbulkan kematian. Zat atau senyawa yang dapat menimbulkan keracunan bisa berbentuk padat (obat-obatan, serbuk kimia, jamur, dsb), gas (CO, CO2, NH3, dsb), cair (alkohol, bensin, minyak tanah, bahan kimia, dsb). Racun tersebut akan masuk ke dalam tubuh baik sengaja misal karena percobaan bunuh diri (tentamen suicide) dan pembunuhan (homicide) atau tanpa sengaja/kecelakaan (accidental), melalui berbagai cara, antara lain :
- Mulut atau oral (terminum atau tertelan), yakni pada kasus keracunan makanan dan minuman, yang selanjutnya racun menuju dan mengganggu saluran pencernaan,
- Hidung (terhirup), yakni pada kasus keracunan akibat menghirup gas beracun, yang selanjutnya racun menuju dan mengganggu saluran pernapasan menyebabkan
- Kulit atau topical (terserap atau tersuntik) atau terkena mata, yakni pada kasus keracunan akibat gigitan serangga, binatang berbisa, tersentuh tanaman beracun, terkena bahan kimia, dsb yang selanjutnya racun memasuki peredaran darah dan mengganggu jaringan kulit dan organ tubuh lainnya.
Jadi keracunan merupakan suatu keadaan darurat akibat masuknya suatu zat atau bahan kimia tertentu ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan, saluran perncernaan, atau melalui kulit yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan bahkan mengakibatkan kematian seseorang.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah yang hampir sama dengan racun yakni toksin dan bisa. Toksin adalah racun yang dihasilkan melalui proses biologi, sedangkan bisa merupakan zat beracun yang dihasilkan oleh hewan (misal ular, lebah, kalajengking, kelabang, dsb) dengan tujuan untuk pertahanan diridan melumpuhkan mangsa/lawannya melalui gigitan ataupun suntikan (sengatan).
Gejala dan tanda-tanda keracunan berbeda-beda, tergantung jenis, bahan penyebabnya serta cara masuk ke dalam tubuh. Berikut uraian lengkap mengenai beberapa penyebab serta gejala keracunan, antara lain :
- Gigitan atau sengatan serangga atau binatang berbisa. Gejala klinis seperti : bentol-bentol, kulit melepuh, bengkak, nyeri otot dan sakit pada bekas sengatan atau gigitan, jantung berdebar keras, pandangan kabur, pusing, mual, muntah, pendarahan pada mata, hidung, gusi, dan tubuh membiru.
- Mengkonsumsi makanan yang mengandung senyawa kimia berbahaya (pengawet, pewarna, pemanis buatan), atau bahan makanan seperti jengkol, jamur, singkong, atau makanan yang kadaluarsa (expired), sehingga makanan itu berubah menjadi racun, dsb. Gejala klinis seperti : mual, muntah, perut terasa panas (sakit perut), diare, rasa haus, pusing (sakit kepala), tubuh lemas, sesak napas, berkeringat,mengeluarkan bau khas, kejang-kejang (konvulsi), tidak sadarkan diri (pingsan), mata menonjol dengan bola mata membesar, mulut berbusa terkadang bercampur darah, warna kulit menjadi kebiru-biruan karena kekurangan oksigen.
- Terkontaminasi bakteri seperti clostridium botulinum (menyerang bagian saraf), salmonella, streptococcus, staphylococcus (menyebabkan diare), dsb. Gejala klinis seperti : pandangan kabur, refleks mata terhadap cahaya menurun (negative), kelumpuhan pada otot mata, mual, muntah, nyeri perut, diare mirip disentri, dehidrasi, demam, sakit kepala, kelumpuhan ada syaraf otak, sulit berbicara, sulit menelan, bahkan kelumpuhan anggota tubuh lainnya.
- Terminum senyawa hidrokarbon seperti minyak tanah (kerosene), bensin, minyak cat/terpentin, thinner, dsb. Gejala klinis seperti : mual, muntah, sakit pada perut, diare, tubuh kejang-kejang, tidak sadarkan diri, batuk mengeluarkan darah,, sesak napas, kulit membiru.
- Terminum bahan kimia berbahaya seperti cairan pestisida (bahan kimia pembunuh hama seperti insektisida (pembasmi serangga), fungisida (pembasmi jamur), dan Herbisida (pembasmi tanaman pengganggu/gulma), termasuk cairan pembersih rumah tangga, dsb. Gejala klinis seperti : air mata keluar secara berlebihan, mata berkunang-kunang, muka pucat, sakit perut (diare), mual, muntah, gemetar, kerusakan lambung, sesak napas, denyut jantung lambat, gula darah tinggi (hiperglikemia), kejang-kejang, sempoyongan, tidak sadarkan diri, serta mulut mengeluarkan busa.
- Kulit/mata terpapar atau terkena bahan kimia yang bersifat korosif yakni bersifat asam kuat (asam sulfat, asam astetat, asam klorida, asam nitrat,dsb) atau basa kuat (natrium hidroksida, kalium hidroksida, dsb). Gejala klinis : kerusakan pada mata (kebutaan), kulit mengalami luka bakar, gangguan sistem pernapasan, mengakibatkan cacat permanen pada jaringan yang terkena/terpapar.
- Menghirup gas beracun atau gas yang dihasilkan dari reaksi senyawa kimia, misal CO (carbon monoksida), amoniak, sulfur klorida, belerang oksida, dsb. Gejala klinis : sakit kepala, mual, muntah, merasa sangat lelah, keringat bercucuran, sesak atau sukar bernapas, gangguan penglihatan, kehilangan kesadaran, tubuh membiru akibat kurangnya oksigen karena sel darah tidak dapat mengikat oksigen
- Mabuk karena mengkonsumsi minuman beralkohol, dengan gejala klinis : gangguan penglihatan, pusing, mual, muntah, bau alcohol, sakit perut, kejang, koma, tidak sadarkan diri.
Bila anda mendapati orang yang sedang mengalami keracunan, segera lakukan tindakan untuk menyelamatkan jiwanya melalui tindakan yang bertujuan mencegah penyerapan (menghambat absorbsi) dan mengeluarkan racun dan hasil reaksinya dari dalam tubuh kurang dari 4 jam setelah racun masuk kedalam tubuh (melalui oral atau topical) atau kurang dari 15 menit bila racun terhirup (seperti terhirup gas beracun). Mengenai cara-caranya, yuk kita simak 24 Tips paling mujarab dan efektif untuk menangani, mengobati serta mencegah keracunan (poisoned), sebagai berikut :
Penanganan dan pengobatan :
- Bila tersengat binatang berbisa dan kasusnya ringan contoh digigit serangga seperti semut, lebah, dsb maka cukup dioleskan minyak kayu putih atau balsam pada bekas sengatan. Untuk jenis bisa akibat gigitan kalajengking dengan cara mengeluarkan darah pada daerah dekat gigitan dengan menusukan jarum yang sudah steril (dipanaskan di api), setelah keluar darah lalu pijat sampai darah yang bercampur bisa keluar, lanjutkan dengan membersihkan bekas gigitan dengan air hangat dan sabun.
- Bila terkena gigitan ular berbisa, maka keluarkan segera darah pada bagian yang terkena dengan menghisap menggunakan teknik bekam. Caranya : ambil sebuah botol, lalu panaskan sehingga sebagian besar udara keluar dari dalam botol. Tekan bagian mulut botol itu dengan kuat pada bagian bekas gigitan, sehingga ketika botol itu menjadi dingin, bisa pada luka gigitan akan terhisap. Diamkan botol tersebut di bagian luka selama beberapa menit. Ulangi cara ini beberapa kali, setelah itu bilas dengan air yang mengalir, lebih baik lagi bila menggunakan larutan PK. Selanjutnya anda perlu mengikat agar otot sekitar gigitan tidak berkontraksi dan banyak pergerakan, gunakan perban katun elastic, ukuran lebar sekitar 10 cm, dengan panjang bisa disesuaikan kebutuhan. Lalu balutkan kuat mulai dari ujung kaki (kalau bagian kaki yang terkena gigitan) sampai bagian yang terdekat dengan gigitan seperti membalut kaki terkilir dengan ikatan tidak terlalu kencang agar aliran darah tetap lancar, lalu sesegera mungkin korban dibawa ke dokter atau klinik kesehatan untuk mendapatkan penanganan dengan pemberian serum anti bisa ular (antivenin) yang terbuat dari serum kuda dengan antibodi terhadap beberapa jenis bisa ular (ular cobra, ular belang) atau dengan crotalinae polyvalent immune fab (ovine) yakni antivenin yang berasal dari serum domba.
- Bila keracunan makanan seperti jamur, jengkol, singkong, maka usahakan agar oksigen dapat dengan mudah dihirup korban, buka pakaian agar pori-pori kulit mendapat udara, berikan putih telur yang dicampur susu atau minum air kelapa muda sebagai pertolongan pertama untuk mencuci lambung dan merangsang muntah, jika terjadi gangguan pernapasan segera berikan bantuan pernapasan buatan, dan selanjutnya bawa korban ke dokter atau pusat kesehatan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut
- Bila keracunan senyawa hidrokarbon dan insektisida, maka usahakan agar korban muntah dengan merangsang rongga mulut bagian belakang dengan jari telunjuk, baringkan tengkurap atau atur posisi kepala lebih rendah (membungkukkan) sehingga bahan berbahaya yang tertelan dapat segera dikeluarkan atau dimuntahkan, buka seluruh pakaian agar tubuh mendapat udara dan oksigen mudah terhirup, berikan karbon aktif misal norit . Namun bila korban tidak sadarkan diri, maka segera dilarikan ke klinik kesehatan atau rumah sakit. Biasanya dokter akan melakukan oksigenasi, membilas lambung dengan memasukan selang khusus dan mengalirkan NaCl (air garam) serta memberikan antibiotic.
- Bila keracunan alcohol, upayakan untuk muntah, siram korban dengan air dingin, selimuti tubuh korban agar hangat, segera bawa ke klinik atau pusat kesehatan
- Untuk menghentikan penyerapan racun yang termakan/tertelan, dengan memberikan cairan (air putih) dalam jumlah banyak dan memberikan tablet karbon aktif atau arang aktif yang mampu menyerap racun (misal merk norit). Karbon aktif hanya menyerap racun yang masih berada pada saluran pencernaan (belum terangkut dalam darah). Alternatif lain dengan memberikan minuman susu dicampur putih telur dan 200 ml air dan meminumkannya, sehingga racun yang tertelan dapat diikat serta merangsang muntah agar makanan atau minuman beracun bisa turut keluar.
- Bila terhirup gas beracun, bawa korban ke tempat terbuka (udara bebas), jangan banyak pergerakan, siram tubuhnya dengan air dingin, selimuti tubuhnya, berikan oksigen (oksigenasi), bila korban tak sadarkan diri lakukan pemijatan pada tangan dan kakinya, serta berikan bantuan pernapasan, selanjutnya bawa korban ke klinik kesehatan atau rumah sakit
- Bila terpapar/terkena pada kulit atau kepala, segera cuci (siram) bagian yang terkena dengan air mengalir sebanyak dan secepat mungkin, bersihkan dengan sabun, jika terkena di bagian kulit kepala segera keramas dan guyur dengan air sebanyak mungkin.
- Bila terkena bagian mata, segera lipat kelopak mata keluar, bersihkan dengan air mengalir sekitar 15 menit, lalu berikan obat tetes mata, dan segera bawa ke klinik atau pusat kesehatan..
- Bila racun ditimbulkan oleh toksin yang dikeluarkan bakteri, korban diberi minum banyak air (cairan), dan segera dibawa untuk dirawat di klinik kesehatan atau rumah sakit, karena pertolongan hanya dapat dilakukan dengan penyuntikan serum antitoksin (anti biotic) yang khusus untuk bakteri tertentu.
- Anda juga bisa menggunakan obat alami seperti jahe, madu-propolis, habbatussauda, untuk menetralisir racun. Selengkapnya mengenai khasiat obat tersebut dapat anda baca pada artikel disini.
Pencegahan :
- Simpan bahan kimia berbahaya seperti cairan pembersih rumah tangga (detergen, pemutih pakaian, pembersih lantai, pembersih toilet, dsb) secara benar pada wadah tertutup rapat di tempat yang aman (terkunci) dan jauh dari jangkauan anak-anak.
- Jangan menyimpan produk pembersih rumah tangga dekat dengan tempat penyimpanan makanan
- Jangan menggunakan kemasan kosong tanpa label untuk menyimpan bahan kimia, simpanlah produk dalam kemasan dan label aslinya, serta jangan memakai wadah bekas bahan kimia (kaleng bekas cat/thinner, wadah/tong plastic, jerigen, dsb) untuk menyimpan bahan makanan seperti tepung, minyak goreng, beras, gula, sayuran, buahan, lauk pauk, dsb. Atau sebaliknya menyimpan produk bahan kimia pada wadah bekas makanan/minuman misal kaleng bekas biscuit, botol air mineral, botol kaca minuman, dsb karena salah-salah bisa tercampur saat memproses makanan.
- Gunakan obat sesuai dosis yang dianjurkan dokter, agar tidak terjadi kasus keracunan akibat overdosis dan jangan sekali-kali mencoba untuk mengkonsumsi obat terlarang karena sama artinya anda meracuni diri sendiri dan mencoba bunuh diri. Mengkonsumsi narkoba selain mengganggu kesehatan dan keselamatan jiwa anda, juga sama artinya anda berteman/bersekutu dengan setan dan haram hukumnya dalam Islam.
- Sediakan tablet arang aktif (misal norit) pada kotak P3K di rumah. Tablet arang aktif ini berguna untuk mengikat racun yang tertelan/termakan dan berada pada saluran pencernaan seperti lambung dan usus halus, sehingga dapat mencegah racun terserap oleh tubuh.
- Untuk mencegah keracunan makanan, masak semua produk makanan secara matang sempurna. Bila memasak bahan makanan jenis daging pastikan tidak lagi berwarna merah muda.
- Periksa kondisi fisik kemasan dan tanggal kadaluarsa produk bahan makanan/minuman. Jangan mengkonsumsi produk yang sudah kadaluarsa atau kemasannya sudah rusak karena berpotensi terkontaminasi bakteri.
- Periksa kondisi bahan makanan (bau, warna, bentuk) untuk memastikan keamanannya sebelum memproses lebih lanjut.
- Buah-buahan dan sayuran agar dicuci bersih sebelum dimasak atau disajikan.untuk menghindari terkontaminasi pestisida
- Jangan mengkonsumsi susu yang tidak disterilkan (pasteurisasi), telur mentah atau setengah matang dan air yang tidak steril (tidak dimasak atau kotor).
- Basuh tangan dengan sabun setelah memegang hewan peliharaan, memberi pakan, membersihkan kotoran, membersihkan tanaman, atau berkebun karena bisa jadi ada racun yang tanpa sengaja menempel atau ada serbuk dari tanaman yang beracun.
- Bila anda sedang sakit diare atau muntah, jangan menyiapkan makanan atau minuman bagi orang lain, karena bisa jadi akan membuat mereka terkontaminasi (keracunan).
- Untuk meminimalisir gigitan binatang berbisa, sebaiknya memakai pakaian yang aman untuk melindungi seluruh anggota tubuh saat melakukan kegiatan outdoor, seperti memakai pakaian lengan panjang (jacket), celana panjang (jeans), topi dan memakai alas kaki (sepatu) serta selalu waspada terhadap binatang berbisa seperti ular, kalajengking, kelabang, serangga, dsb