Nov 25, 2017

Tanggapan Efek Obat Batuk Beralkohol dalam Anak

Setelah membaca artikel wacana alkohol kepada obat batuk anak, aku ingin membuat penjelasan (setidaknya dari sepengetahuan aku) wacana hal ini.

Penulis dalam artikel mengutip hasil penelitian (atau pernyataan Chilwan) yang menyampaikan bahwa:

"....alkohol dalam obat batuk tidak memiliki efektivitas terhadap proses penyembuhan batuk si anak. Jadi, alkohol tidak signifikan berpengaruh terhadap penurunan frekuensi batuk si anak. Aika alkohol masuk ke dalam tubuh, maka akan berdampak negatif walaupun kadarnya hanya sedikit. Dampak pertama, alkohol tersebut akan berdiam dalam darah, selama berjam-jam tidak akan termetabolisme dalam darah. Bila alkohol terus diminum, maka presentasenya dalam darah akan bertambah. Aika kadar alkohol dalam darah mencapai 0,15-0,2 %, maka akan menghipnotis sentrum muntah & itu merupakan proses mabuk. Dampak kedua, dapat membunuh sel-sel muda yang baru tumbuh. Ketiga, alkohol bersifat adiktif sehingga membuat si anak ketagihan..."

Pada dasarnya alkohol memang tidak memiliki efektifitas apapun, tidak dimaksudkan buat menurunkan frekuensi batuk, & semata-mata fungsinya hanya sebagai pelarut pembantu buat melarutkan obat. Pernyataan bahwa alkohol tidak dimetabolisme artinya salah karena kentara ia dimetabolisme, walaupun metabolismenya kepada anak kentara tidak mirip org dewasa yang fungsi hatinya telah paripurna. Hal ini nantinya menjadi alasan mengapa kadar alkohol kepada obat batuk anak bervariasi limitnya. Kemudian alkohol bersifat adiktif memang benar, tetapi seberapa banyak diharapkan buat membuat adiktif?

Mari kita telaah lebih lanjut.

".... Aika obat batuk beralkohol dikonsumsi, maka dapat membahayakan kondisi liver. Bila anak yang tengah menderita penyakit hepatitis A, begitu muncul alkohol yang masuk maka akan jadi sirosis hepatitis (pengerasan hati). Batuknya memang sembuh, tapi penyakit lain semakin parah. Sekalipun kecil presentase alkohol yang masuk kedalam tubuh, kepercayaan Islam tetap mengharamkannya. Dalam dunia farmasi, obat batuk beralkohol telah seharusnya ditinggalkan..."

Alkohol bila dikonsumsi berlebih memang jelek buat hati, apalagi bagi penderita hepatitis. Memang dapat menyebabkan sirosis. Tetapi ini biasanya butuh minum banyak sekali alkohol & terus menerus yang kentara tidak terjadi kepada anak. Menurut penulis artikel, kadar 0.15-0.2% kepada darah anak bisa berakibat muntah/mabuk. Saya akan ambil contoh ekstrim buat membantah pernyataan tersebut.

Kadar alkohol kepada obat anak dibagi menjadi 3 kategori dari baku pengembangan obat pediatrik yang dikeluarkan sang WHO.

anak <6 tahun maksimum 0.lima%

anak 6-12 tahun maksimum lima%

anak >12 tahun maksimum 10%

Dengan merogoh contoh seseorang bayi baru lahir normal seberat 3kg, volume darah artinya 85ml/kg sehingga kurang lebih 250ml darah. Anggap si bayi minum obat 3xsehari 1 sendok teh (15ml sehari) obat beralkohol dgn konsentrasi maksimum 0.lima%. Ini sebenarnya contoh ekstrim karena bayi biasanya gunakan drops (hanya 1-2 tetes)  & biasanya jarang sekali kadar alkohol mencapai batas maksimum. Dengan demikian si bayi ini darahnya mengandung {(15 x 0.lima%) : 250}x100% = 0.03% alkohol dalam sehari minum. Angka ini seperlima lebih kecil dari batas minimum (dari penulis) buat menyebabkan muntah/mabuk. Ini artinya perhitungan matematis sederhana yang mengesampingkan banyak hal (terutama parameter2 farmakokinetik).

Pernyataan bahwa alkohol tidak dimetabolisme artinya salah karena bila tidak dimetabolisme, maka orang yg mabuk karena alkohol akan mabuk terus sampai mati (kenyataannya tidur 10 jam besoknya telah baikan kok, kasus org dewasa sih).

Dengan ini maka kentara secara teknis, matematis, farmasi, atau apapun, hal-hal mirip yang disampaikan kepada artikel tersebut artinya tidak benar. Saya tidak ingin membahas dari sudut pandang kepercayaan islam karenanya kembali kepada masing2 orang. Tetapi setahu aku, obat beralkohol dari dulu selalu menjadi kontroversi di kalangan umat islam karena muncul 2 kubu yang menolak & menerima. Walau bagi aku eksklusif hal tersebut nonsense, tetapi aku tidak bisa menghakimi karena ini telah masuk ke ranah keyakinan.

Tanggapan ini didesain tidak buat menyalahkan penulis (karena lumrah penulis artinya psikolog, bukan apoteker) tetapi buat meluruskan hal2 perlu diluruskan. Saya maupun acapkali menulis hal2 salah waktu menulis dibidang lain mirip ekonomi & kejiwaan sehingga aku berharap tanggapan aku ini tidak men-discourage penulis buat tetap menulis ^^ Bila aku salah, mohon dikoreksi.

Salam sehat,

ris

(Penulis artinya seseorang apoteker)

NB: Kalau penulis membaca, mungkin bisa tautkan link nya & yuk kita sama-sama mengecek reputasi publikasi si Chilwan atau bahkan reputasi si orang yang dianggap Chilwan ini secara bersama2.
Tanggapan Efek Obat Batuk Beralkohol dalam Anak

Image source: http://www.lorileighphotography.com/wp-content/uploads/2016/07/batuk-anak.jpg