Nov 22, 2017

Menemani Anak Perempuan Menghadapi Menstruasi Pertama

Menemani Anak Perempuan Menghadapi Menstruasi Pertama

Image source: http://www.ummi-online.com/po-content/po-upload/Tips-Mengatasi-Panik-pada-Putri-Anda-saat-Menstruasi -yang-Pertama1.jpg

Saya jangan lupa sahih bencana menstruasi pertama saya ketika kelas VI SD, 2 minggu sebelum ulang tahun saya yg ke-12. Ibu saya tidak tahu apa yg harus dilakukan, karena dalam tradisinya menstruasi adalah sesuatu yg memalukan sehingga harus disimpan rapat-rapat. Beliau selalu dengan popok kain yg ditumpuk-tumpuk untuk menampung cairan darah menstruasi. Akhirnya saya berusaha sendiri untuk mencari tahu apa yg harus dilakukan. Akibatnya fatal, saya pernah dengan pembalut secara terbalik. Bisa dibayangkan betapa sakitnya vagina saya. Beruntung saya punya abang perempuan. Dialah yg kemudian mengajari saya bagaimana caranya dengan pembalut secara sahih, menyobek-nyobek & membuangnya pada lubang WC. Hahaha... saya tertawa mengingat Bapak berongsang karena WC mampet tersumbat pembalut.

Menstruasi pertama bagi anak perempuan seringkali menjadi hal yg menyeramkan, meskipun beberapa yg lain menganggapnya sebagai hal yg menyenangkan. Ini semua tergantung budaya kita memperlakukan menstruasi itu sendiri. Dalam beberapa tradisi, perempuan yg sedang menstruasi dihentikan untuk melakukan ritual-ritual peribadatan, dihentikan duduk pada loka ibadah, dihentikan memotong kuku, dihentikan keramas, bahkan pada beberapa loka justru diasingkan. Perempuan menstruasi dipercaya membawa sial, terkena kutukan & sedang mendapatkan penyakit kotor. Dalam tradisi yg lain, menstruasi pertama justru dirayakan sang sebagian orangtua karena anak perempuannya akan mengalami masa peralihan menuju perempuan dewasa.

Mentruasi pertama atau menarche biasanya terjadi pada usia 10 14 tahun, dua tahun setelah kuncup payudara & atau rambut kemaluan mulai tumbuh. Saat masih dalam kandungan, janin perempuan telah mengandung 7 juta sel telur pada dalam indung telur. Pada ketika lahir, indung telur mempunyai 1-2 juta sel telur & pada awal pubertas, sekitar 300 ribu sel telur. Sepanjang hidup perempuan akan melepaskan 300 400 sel telur. Sel telur atau ovum berjalan menuruni saluran telur (tuba fallopi), berharap dibuahi sebelum mencapai rahim. Bika tidak, telur yg tidak dibuahi akan dilepaskan beserta dinding rahim, maka terjadilah menstruasi. (Mehmet C. Oz, 2012)

Sebagaimana pengalaman saya dulu, sebagian anak perempuan mungkin akan merasa memalukan jikalau mendapati dirinya telah mengalami menstruasi. Sebagian anak akan memberitahu orangtuanya tetapi sebagian yg lain mungkin tidak & baru membicarakan beberapa ketika kemudian. Kita dapat memahami rasa memalukan mereka dengan membicarakan, Dulu, Ibu maupun memalukan mengetahui bahwa Ibu telah mengalami menstruasi. Rasa memalukan itu adalah hal yg lumrah, tetapi usang-usang kau akan terbiasa. Nah, kini, Ibu ingin membicarakan kepadamu, betapa bangganya Ibu. Anak perempuan Ibu telah mengalami menstruasi, & itu adalah sesuatu yg patut untuk dirayakan. Kamu akan menjadi perempuan dewasa kini, artinya semua organ-organ keperempuananmu telah siap untuk bekerja. Ini adalah fase awal dalam hidupmu.  Kamu bukan anak-anak lagi kini, ada anggaran-anggaran baru, hak-hak & kewajiban baru yg akan menyertaimu. Bagaimana perasaanmu? Apakah kau keberatan jikalau Ibu membicarakan kepada orang lain?. Apapun yg dikatakan anak perempuan kita, hargailah, termasuk jikalau beliau ingin merahasikan dulu menstruasinya.

Selanjutnya orangtua perlu mengajari anak perempuannya bagaimana mendapatkan pembalut yg sinkron untuknya, cara menggunakannya, membungkusnya & membuangnya pada loka sampah, bukan pada WC ya... Pada masa ini, temani anak perempuan kita untuk kembali ke toko membeli pembalut yg sinkron untuknya. Penting ditekankan untuk membarui pembalut setiap aporisma 4 jam sekali, setiap kali habis buang air besar/mini, mengeringkan vagina dengan handuk setiap terselesaikan dicuci termasuk bagaimana mencuci celana dalamnya.

Beberapa orang mengalami sindrom pramenstruasi (PMS) beberapa hari sebelum menstruasi dimulai. Gejala generik PMS adalah rasa kembung, payudara terasa sakit, gampang murka, murung, kepala pusing, keluarnya jerawat, rasa haus bertambah, kedinginan atau kepanasan. Tidak semua perempuan mengalaminya namun sebuah riset mengambarkan bahwa 6 berasal 100 perempuan mengalami PMS yg parah yg dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Bika anak perempuan kita mengalami PMS, kita dapat memintanya untuk minum air putih, sayur & buah-buahan yg poly.

Pada ketika menstruasi terkadang perempuan mengalami kram-kram perut yg dapat memproduksi kejang. Kram perut disebabkan sang darah yg belum mengalir lancar, menumpuk pada uterus & membentuk gumpalan. Uterus merespon ini dengan berkontraksi untuk mengeluarkannya. Tidak ada obat yg sungguh ampuh untuk mengatasinya. Tetapi orangtua/Ibu dapat menyebarkan informasi kepada anak perempuannya bagaimana caranya mengatasi itu semua. Apakah dengan dengan resep tradisional mirip kunir asem, mengonsumsi pil pereda sakit, olahraga atau mengompres perut dengan air hangat. Sarankan anak perempuan kita untuk bereksperimen guna mencari tahu apa yg tepat untuknya.

Tentang mitos-mitos seputar menstruasi tekankan bahwa itu adalah agama yg sebaiknya gak perlu ditakuti. Menyebutkan bahwa menstruasi adalah sebuah kutukan, hal kotor, penyakit & sesuatu yg menyeramkan hanyalah akan menanamkan pandangan negatif. Tidak ada alasan medis untuk menghentikan aktivitas yg biasa dilakukan. Seorang perempuan yg sedang menstruasi intinya tidak tidak sama dengan perempuan yg tidak sedang menstruasi.

Beberapa ayah menyambut momentum ini sebagai sinyal untuk menahan mulut afeksi, mungkin karena takut kalau sentuhannya akan diartikan sebagai ekpresi seksual. Bagi ayah, katakan bahwa Ayah pun senang, anak perempuan Ayah telah menjadi perempuan dewasa. Berbagilah perasaanmu dengan ayah, katakan apa yg dapat Ayah lakukan untuk membantumu melewati ini. Pelukan penuh kasih, ciuman pada pipi, tepukan pada punggung tetap sangat diharapkan semua anak pada setiap tahan perkembangannya. Ingat bahwa anak tetap membutuhkan ayah yg penuh kasih, cinta, protektif & penuh perhatian.