
Image source: https://lh5.googleusercontent.com/-AuvsCmpD318/VLFxOtbVNHI/AAAAAAAASUs/_j0C0k2PXAA/darah2.jpg
Asisten profesor di Departemen of Obstetrics and Gynecology, NYU Langone Joan H.Tisch Center for Women's Health, New York City, Taraneh Shirazian, MD, mengungkap alasan di pulangbau darah menstruasi. Simak penjelasannya seperti yg dilansir laman Cosmopolitan, Kamis (5/1/2017):
1. Darah menstruasi bukan seluruhnya darah
Cairan menstruasi dipenuhi bakteri, mukus vagina, & jaringan tisu. Seberapa keras baunya tergantung sumber berapa lama darah tersimpan di uterus.
2. Seharusnya tidak berbau busuk
"Ketika Anda mengeluarkan darah, Anda menunda kelembapan di vagina," ujar Dr Shirazian.
Hal itu bisa berujung dalam infeksi vagina sekunder seperti vaginosis hasil bakteri (bacterial vaginosis) yg berbau busuk. Menurut Womenshealth.gov, BV (bacterial vaginosis) disebabkan sang perubahan jumlah bakteri langsung di vagina. BV bukanlah penyakit menular seksual, akan akan tetapi bisa menaikkan risiko Anda terkena penyakit menular seksual.
BV bisa diobati bersama antibiotik. Jadi pastikan Anda memeriksakan diri ke dokter & memastikan bagian intim tidak lembap. Sering mengganti pembalut, tampon, atau cup menstruasi bisa dilakukan buat menjaga vagina tetap kemarau.
3. Douching menciptakan bau semakin parah
Anda gak perlu mengkhawatirkan bau alami vagina, darah menstruasi, atau keputihan. Tapi yg terpenting gak perlu melakukan douche (membersihkan vagina bersama indera khusus) berlebihan. Douche bisa membuahkan infeksi & dikaitkan bersama tingginya penyakit radang panggul.
Anda hanya perlu membasuh vagina bersama sabun tanpa pewangi buat membersihkan vagina ketika menstruasi.