Dec 11, 2017

Siswi India bunuh diri sebab diejek pengajar saat menstruasi

Siswi India bunuh

Image source: http://i2.wp.com/aslilamongan.com/wp-content/uploads/2017/01/Begal-Lamongan.png?resize=600%2C400

Seorang gadis 12 tahun kepada India bunuh diri diduga karena dipermalukan sang gurunya kepada depan pelajar lainnya dikala sedang datang bulan. Orang tua siswi itu berencana memperkarakan ulah pengajar itu, & polisi sedang memeriksa kasusnya.

Dilansir asal halaman The Guardian, Jumat (1/9), insiden memilukan itu terjadi kepada Negara Bagian Tamil Nadu. Menurut penuturan ibu mendiang yang dirahasiakan identitasnya, anaknya mengalami menstruasi & mengakibatkan pakaiannya tercemar sang bercak darah. Beberapa teman perempuannya melihat hal itu & memberi tahu. Namun, gurunya yang seorang wanita ternyata membawa anak itu ke depan kelas.

"Guru itu sepertinya tidak peduli bila ada pelajar lelaki kepada dalam kelas. Dia meminta anak saya mengangkat roknya, & memasangkan kain lap menjadi pembalut," istilah ibu mendiang.

Pada Senin kemudian, siswi itu bunuh diri tak jauh asal rumahnya & meninggalkan catatan. Di dalam suratnya, anak wanita itu menyatakan bila gurunya mengejeknya. Namun, dia tidak merinci maksudnya. Kedua orang tuanya itu sangat terpukul. Sang ibu mengaku justru menerima runutan insiden itu berdasarkan pengakuan teman-teman putrinya.

Menstruasi yang adalah daur alamiah tubuh dialami sang kaum wanita justru dipercaya tabu kepada India. Kaum wanita dipercaya kotor & tidak kudus dikala datang bulan, serta tidak boleh datang ke kuil, bahkan tidak boleh mengolah atau memakan makanan langsung. Hal itu juga kerap menjadi bahan lelucon dikala diketahui poly orang. Hal itu membikin sulit dikala anak wanita mengalami pubertas mulai menstruasi. Sebab kepada sekolah mereka tidak menyediakan wilayah spesifik untuk membuang pembalut kepada toilet. Maka asal itu poly siswi memilih tinggal kepada rumah dikala datang bulan.

"Sekolah juga enggak pernah menyampaikan pembalut perdeo. Hal ini menjadi pertanyaan mesti dijawab pihak-pihak terkait," istilah petugas konservasi anak, Dev Anand. [ary]