Nov 23, 2017

Obat Batuk Dilarang Diberikan pada Anak

[caption id="attachment_127185" align="aligncenter" width="400" caption="(ilust gladchildhood.blogspot.com)"][/caption]

Setiap kali orangtua mendengar anak-anaknya batuk-batuk, spontan mereka akan membuka lemari obat untuk mencari obat batuk. Obat batuk memang tergolong obat yang sanggup dibeli bebas (over the counter drugs) dan biasanya diminum pada ketika kita menderita selesma dan flu. Obat ini berisi kandungan zat ekspektoran (mengeluarkan dahak), antitusif (meredam batuk) dan jua dekonjestan (melebarkan saluran nafas yang menyempit). Hasil penelitian termutakhir menunjukkan bahwa obat-obat peredam batuk ini tidak efektif pada anak-anak di bawah usia 6 tahun bahkan sanggup memberikan implikasi merugikan pada kesehatan anak.

Salah satu implikasi merugikan (adverse reaction) yang sangat fatal dari obat batuk yang diberikan pada anak-anak adalah terjadinya Reyes syndrome. Penyakit ini menyebabkan penimbunan lemak pada otak, hati dan organ tubuh lainnya pada anak dan remaja, terlebih-lebih bilamana mereka sedang menderita cacar air (chicken pox) atau flu. Di masa lampau, apabila anak-anak mengalami cacar air atau selesma, para orangtua segera memberikan aspirin untuk mengatasi demam, sakit kepala dan nyeri pada tubuh. Hasil penelitian indikasi bahwa aspirin atau salicilat ternyata sanggup menyebabkan Reyes syndrome yang diikuti beserta kerusakan otak (brain damage) pada anak. Oleh karenanya, segala obat penghilang rasa nyeri yang mengandung aspirin tidak diperbolehkan lagi diberikan pada anak di bawah usia enam tahun. Bahkan otoritas kesehatan di banyak negara maju sudah merekomendasikan untuk tidak memberikan obat aspirin dan obat batuk ini untuk anak di bawah 12 tahun.

Kasus Reyes syndrome memang sudah banyak menurun sejak diberlakukan pelarangan pemberian aspirin pada anak-anak. Gejala awal Reyes syndrome ini adalah muntah-muntah,menjadi rewel (irritable), kejang pada lengan dan kaki dan koma. Prognosis (ramalan kesembuhan) penyakit cukup rendah dan tak jarang penderita akan mengalami kecacatan otak permanen. Reyes syndrome ini cukup sering keliru didiagnosa sebagaiencephalitis, meningitis, sudden infant death syndrome (sindroma kematian mendadak balita), atau keracunan. Meskipun mekanisme penyebab terjadinya Reyes syndrome belum sepenuhnya diketahui, namun sanggup dipastikan bahwa penghindaran pemberian aspirin pada anak-anak merupakan upaya preventif terhadap penyakit yang mematikan ini.

Dengan adanya rekomendasi(meskipun tidak mengikat) untuk tidak memberikan obat aspirin dan obat batuk pada anak-anak, kiranya kita sanggup lebih berhati-hati untuk memberikan obat yang dijual bebas ini. Bilamana anak mengalami batuk yang disebabkan oleh flu biasa, maka tanpa diberikan obat gejala batuk-batuk ini akan hilang beserta sendirinya. Bilamana batuk-batuk ini lebih dari dua minggu, sangat bijak kita membawanya ke dokter untuk mencari penyebabnya, sehingga obat yang diberikan tepatguna dan tepat sasaran.
Obat Batuk Dilarang Diberikan pada Anak

Image source: http://www.tokoamanahherbal.com/wp-content/uploads/2013/04/Madu-Obat-Batuk-Al-Wadey-130g.jpg