"Kami meminta kiprah aktif masyarakat buat mengawasi anak-anak agar tidak timbul yg menyalahgunakan obat batuk, atau mengisap uap lem. Jangan mengandalkan polisi saja," pungkasnya di Mukomuko, Kamis.
Ia meminta masyarakat berperan aktif menanggapi semakin maraknya para pelajar yg diduga mengonsumsi obat batuk secara berlebihan agar mabuk, melansir Antara, Minggu (30/4/2017).
Menurutnya, selain polisi, warga masyarakat maupun bertanggung jawab buat menghindarkan anak-anak dari perilaku menyimpang tersebut.
Ia menyatakan, masyarakat dapat bersikap tegas bareng menyampaikan pengarahan kepada anak-anak buat tidak melakukan sesuatu yg dilarang. "Masyarakat bisa bersikap mirip polisi menyampaikan teguran," ungkapnya.
Selain itu, dia berharap, pemilik atau pegawai warung selektif dalam menjual obat batuk kepada anak-anak, jangan lebih dari 5 bungkus.
Kalangan orangtua dimintanya mengawasi anak-anaknya secara rutin, menegur anak-anak yg malas belajar, serta bergaul bebas bareng orang-orang yg tidak sahih.
Ia menyatakan, kepolisian tidak bisa memproses orang-orang yg berlebihan mengonsumsi obat batuk.
"Yang mau diproses itu apa? Yang namanya obat batuk boleh dijualbelikan secara bebas," ungkapnya. (Ferri Arianto/Ant)
Image source: http://harianrakyatbengkulu.com/ver3/wp-content/uploads/2017/02/subuh-berjamaah-1.jpeg
