Image source: http://static.inilah.com/data/berita/foto/2381827.jpg
Premenstrual Dysphoric Disoder atau Premenstrual Syndrome ?
Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD) merupakan kondisi somatopsikis yang dipicu sang perubahan level asal hormon steroid seks yang dihubungkan beserta daur ovulasi menstruasi. Kondisi ini berlangsung sekitar 1 minggu sebelum terjadinya mens dan dikarakteristikam beserta iritabilitas, emosional yang labil, sakit ketua, kecemasan dan depresi. Gejala somatik meliputi edema, penambahan berat badan, nyeri di payudara, sinkop (kelenger) dan kesemutan. Kondisi ini dapat terjadi dalam sekitar lima% wanita. Pengobatannya merupakan sesuai gejala (simptomatik) termasuk hadiahanalgesik (pereda sakit) dan obat anticemas ringan andai saja terdapat gangguan tidur. Penelitian berkata dalam beberapa pasien ternyata responsif terhadap hadiahantidepresan SSRI.
Sampai waktu ini kriteria diagnosis yang sungguh valid buat menyatakan seseorang mengalami PMDD masih belum muncul. Hal ini yang membuahkan secara statistik, prevalensi atau nomor kejadian kondisi ini tidak diketahui absolut. Beberapa gejala yang yang selama ini diteliti sang para ahli meliputi gejala
1.Mood depresi yang terperinci, merasa tiada cita-cita atau pikiran-pikiran tidak baik
2.Cemas, tegang, merasa sulit berpikir
3.Labil, menjadi murah murung, menangis dan meningkat sensitifitasnya terhadap penolakan
4.Marah yang terus menerus, iritabilitas, peningkatan pertarungan interpersonal
lima.Penurunan minat terhadap aktifitas yang biasa (kerja,sekolah, sosial, hobi)
6.Perasaan subyektif sulit berkonsentrasi
7.Mudah lelah, lesu, tidak kuat
8.Perubahan nafsu makan, terlalu banyak makan atau mengidam masakan tertentu
9.Terlalu banyak tidur atau Insomnia
10.Merasa banyak beban dan sulit mengkontrol diri
11.Gejala fisik mirip sakit ketua, payudara menjadi keras, nyeri otot dan sendiri, mual atau bertambah berat badan
Untuk didiagnosis sebagai PMDD maka perlu muncul lima gejala di atas beserta salah satu gejala tersebut merupakan gejala nomor 1,2,3,atau 4. Secara pengalaman klinis dan penelitian kondisi tersebut tidak banyak ditemui. Statistik berkata hanya 3-7% asal populasi yang mengalami diagnosis lengkap buat PMDD, sebagai akibatnya yang lebih banyak ditemui merupakan salah satu atau 2 gejala saja yang lebih tak jarang disebut sebagai Premenstrual Syndrome (PMS)
Gejala Premenstrual Syndrome (PMS) lebih sedikit dan umumnya hanya mengenai salah satu gejala afektif (perasaan) saja. Beberapa gejala afektif itu merupakan Depresi, Iritabilitas, Kecemasan, Kebingungan dan Penarikan Diri. Sedangkan gejala fisiknya merupakan Payudara yang membesar dan sensitif, mual, sakit ketua dan bengkak di kaki.
Penanganan
Seperti yang sudah disebutkan di atas, penanganan buat PMDD juga PMS merupakan beserta terapi sesuai gejala (simptomatik). Penggunaan antidepresan SSRI haruslah atas petunjuk psikiater dan hanya diberikan dalam kondisi gejala afektif yang berat.
mbahndi@yahoo.com
https://psikosomatik-omni.blogspot.com