Mar 31, 2017

Kisah Sri TKI Yang Kehilangan Ginjalnya di Qatar Ini Membuat Saya Terharu !!! Kamu Wajib Baca

Sri Rabitah, TKI berasal Dusun Lokok Ara, Desa Sesait, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara, wajib  hayati menggunakan satu ginjal. Dia kehilangan ginjal ketika bekerja di Qatar pada 2014 kemudian. Sri pun kini   tengah menunggu operasi untuk mengangkat pipa plastik yg ada di tubuhnya. Rencananya operasi akan dilakukan di RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sebelumnya kami juga posting tentang Terharu !!! Kisah TKI Yang Ginjalnya Dicuri.

Sekarang syarat aku  lagi kurang baik, lagi lemas, kata Sri ketika dihubungi merdeka.Com melalui sambungan telepon, Selasa (28/dua).

Sri mengaku memerlukan istirahat buat menjaga kondisinya. Dia tak mau kondisinya drop ketika operasi dilaksanakan Kamis mendatang.

Merdeka.Com pun tak mau melanjutkan perbincangan lebih panjang. Mengingat kondisi Sri yang sedang kurang baik. Saat merdeka.Com mengakhiri perbincangan, Sri berjanji akan memberi informasi setelah kondisinya fit balik .

Insya Allah nanti bila syarat aku  telah membaik aku  akan memberi keterangan selengkapnya, pungkasnya.

Kisah Sri TKI Yang Kehilangan Ginjalnya di Qatar
Sri Rabitah TKI. ©2017 Merdeka.com


Kisah Sri kehilangan ginjal berawal dalam 2014 lalu. Saat itu, Sri yg baru saja pergi berdasarkan Malaysia ditawari untuk bekerja pada Abu Dhabi sang seorang wanita bernama Ulfah. Sri lalu dibawa oleh perempuan   yg beralamat di Batu Keruk Akar-akar itu melaksanakan cek kesehatan pada Mataram.

Kemudian, setelah dinyatakan lulus cek kesehatan, Sri dibawa ke PT BLK-LN Falah Rima Hudaity Bersaudara di Jakarta buat menjalani pelatihan untuk penempatan pada Abu Dhabi. Pada 27 Juni 2014, Sri bersama 22 orang lainnya diberangkatkan menuju Abu Dhabi.

Namun Sri justru dikirim ke Doha, Qatar. Di sana beliau bekerja dalam majikan bernama Madam Gada. Setelah satu minggu bekerja, Sri dibawa oleh oleh majikan buat melaksanakan pemeriksaan kesehatan lantaran dipercaya lemah.

Sri dibawa ke ruang operasi menggunakan alasan untuk mengangkat penyakit. Sri lantas disuntik hingga tak sadarkan diri. Setelah seminggu aplikasi operasi, Sri dikembalikan ke PT Aljajira Qatar lantaran dianggap tidak bisa bekerja & lemah menjadi asisten rumah tangga.

Sesampainya pada PT tersebut Sri mengalami tindakan kekerasan karena dipercaya tidak bisa bekerja. Sri pun dipindah-pindah kerja dengan alasan PT tidak mau memahami Sri wajib  bekerja.

Sri akhirnya dikirim pergi dengan nir digaji & hanya hingga Surabaya. Setibanya di Surabaya, Sri dibantu oleh seseorang dan dipulangkan ke Lombok.

Sekitar Juli 2014, Sri hingga di tempat tinggal   dan beraktivitas misalnya biasa. Namun Sri seringkali mengalami sakit sakit. 3 tahun kemudian tepatnya Februari 2017, Sri melakukan cek kesehatan ke RSUD Tanjung.

Setelah diperiksa & melihat hasil rongen, ternyata ginjal sebelah kanan Sri tidak ada & sudah diganti menggunakan pipa plastik. Saat ini Sri sedang menunggu jadwal operasi buat mengangkat pipa yangg terdapat di tubuhnya.

Saat disambangi merdeka.Com pada kawasan Condet, Jakarta Timur, PT Falah Rima Hudaity Bersaudara, perusahaan yg memberangkatkan Sri sekarang sudah berganti nama sebagai PT Panca Banyu Ajisakti.

Menurut liputan galat seseorang karyawan bernama Muhammad, perusahaan itu berganti nama semenjak Desember 2016 karena Surat Izin Usaha Pendirian (SIUP) perusahaan dicabut oleh Kementerian Tenaga Kerja & Transmigrasi.

Pencabutan SIUP berdasarkan Kemenaker 2016, papar Muhamad kepada merdeka.Com di kantor PT Panca Banyu Ajisakti Senin, (27/02).

Pihaknya mengaku perkara TKI kehilangan ginjal baru kali ini terjadi. Tak cuma itu, pihak perusahaan pula baru mengetahui soal masalah Sri.

Pihaknya berjanji akan merampungkan kasus tersebut. Perusahaan berjanji akan menghubungi keluarga Sri buat menanyakan apa permintaan famili, lalu mengonfirmasi ke pihak perwakilan dan ditembuskan ke pihak majikan.

Ini akan kita tindak lanjuti, jadi permintaan TKI nya seperti apa. Kita pribadi konfirmasi ke pihak perwakilan dan ditembuskan ke pihak majikan dan nanti kita lampirkan buat penyelesaian kasusnya, katanya.

Lembaga Perlindungan Buruh Migran Indonesia atau Migrant CARE mendesak pemerintah menyelidiki dugaan pengambilan ginjal Sri.

Kasus ini wajib  diusut tuntas, kata Direktur Eksekutif Migrant CARE, Wahyu Susilo waktu dihubungi merdeka.Com, Senin (27/dua).

Sementara itu, Direktur Mediasi dan Advokasi Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Wisantoro berjanji akan segera memeriksa perkara Sri Rabitah. BNP2TKI mengirimkan staf buat mengecek eksklusif syarat menurut Sri Rabitah, TKI dari Dusun Lokok Ara, Desa Sesait, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara.

Petugas kami terdapat yang ke rumah korban, buat mengetahui sejauh apa, papar Wisantoro pada merdeka.Com di kantor BNP2TKI, Senin.

Menurut Wisantoro, selain mengirimkan staf ke rumah Sri, BNP2TKI jua akan memanggil perusahaan yg memberangkatkan Sri yg dijadwalkan hari ini. Jika memang hal ini benar-benar terjadi, BNP2TKI berjanji akan memfasilitasi dalam proses penyelesaiannya.

Kita telah meminta staf kami buat memanggil PT yg memberangkatkan, jikalau memang itu terjadi kita akan memfasilitasi, pungkasnya.

BNP2TKI akan mencari tahu kronologi menurut masalah Sri ini terlebih dahulu. Wisantoro menegaskan, jika cerita dan kabar telah dihasilkan, selanjutnya akan dikoordinasikan menggunakan perwakilan RI di Qatar. BNP2TKI akan melakukan pembelaan dengan batas kewenangannya.

Karena berangkatnya Sri ke Qatar menggunakan jalur yg absah, tambah Wisantoro, maka apabila informasi itu sahih terjadi wajib  diproses.

Berangkatnya sah, tentu jika ada kabar hal itu kita proses, pungkasnya.